Qurban Itu Nikmat Bersama LAZ PERSADA
Pengorbanan merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap manusia. Kata kurban berasal dari Bahasa Arab Qoroba, yaqrobu, Qurban, Qurbanan yang berarti “dekat”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kurban adalah persembahan kepada Allah, yang berbentuk kambing/biri-biri, sapi, dan unta pada Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji.
Dalam pengertian sehari-hari kata kurban diambil dari kata Uddhiyah jamak dari dhahiyyah yang berarti sembelihan pada waktu dhuha pada 10-13 Dzulhijjah yang melahirkan istilah idul Adha/Lebaran Haji.
Berkurban merupakan perintah Allah SWT kepada hambanya dengan berbagai hikmah yang ada didalam pengorbanan tersebut, termaktub dalam :
- Al Kautsar/108 ayat 2 : Maka dirikanlah sholat karena tuhanmu, dan berkurbanlah.
- Al Hajj/22 ayat 34 : Dan bagi setiap umat telah kami syariatkan penyembelihan Kurban agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah dirimu KepadaNya dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh kepadaKu
Dalam ayat ini mengandung beberapa hikmah :
- Selalu bersyukur atas rezeki yang telah dikaruniakan kepada kita
- Agar selalu berserah diri kepada Allah SWT
- Terus meningkatkan semangat pengorbanan kita
- Menjadi hamba yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT
Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari Raya Qurban yang lebih dicintai Allah SWT selain menyembelih hewan kurban, Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduk, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima disisi Allah SWT, maka tenanglah Jiwa mereka dengan berkurban (HR Tirmidzi).
Sabda Nabi SAW :
Barang siapa memiliki kelapangan harta sedang ia tidak berkurban, janganlah dekati tempat sholat kami (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).
Begitu penting dan luar biasanya makna dan hikmah kurban sampai tidak bisa kita sholat bersama beliau jika tidak berkurban yang tentunya dengan berbagai persyaratan yang telah ditentukan.
Perjalanan Idul Adha atau Idul Qurban juga tidak terlepas dari kisah Rosul mulia Ibrahim AS dan Putranya Ismail AS.
Dalam QS. Al Hajj ayat 37 yang artinya : …… Daging dan darahnya sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada Allah SWT adalah ketakwaanmu.
Keimanan dan Ketakwaan Rosul mulia dalam melaksanaakan perintah allah diabadikan dan terus diingat dalam sejarah perjalanan manusia dengan pengorbanan tanpa beban.
- Asshoffat ayat 102 menyatakan, bagaimana Allah SWT sebagai dzat yang maha kuasa memerintahkan kepada Ibrahim AS untuk menyembelih anak yang begitu ditunggu, begitu disayang , begitu dinantikan sebagai pelanjutnya. Bagaimana Ibrahim AS dengan kesiapan mental, kuatnya keimanan dalam mewujudkan ketakwaannya melaksanakan perintah berat namun mulia dalam rangka mengujinya dengan mengatakan : Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!
Hebatnya lagi bagaimana putranya Rosulullah Ismail AS. Dengan bersahaja dan penuh keyakinan dengan lantang menyatakan : Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insha Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
Sebuah percakapan bapak dan anak yang memberikan pelajaran berharga bagi kita melakukan pengorbanan tanpa beban, berqurban tanpa beban yang memang tidak akan bisa kita lakukan dan wujudkan tanpa keimanan dan ketakwaan serta penyerahan diri yang tulus dan tunduk patuh kepada sang pencita Allah SWT. Wallahualam bisshowaf (AE/15523)
Tinggalkan Balasan