A. Pengertian Zakat
Menurut lughah (bahasa), zakat berasal dari kata زكا (zaka) yang berarti suci, baik, tumbuh, berkah, berkembang. Dimamakan zakat, diharapkan agar zakat menjadi penyuci dosa, beroleh keberkahan dan pada hakekatnya harta yang dizakatkan tidak berkurang, justru terus tumbuh dan berkembang.
Menurut istilah, zakat itu ialah kewajiban atas harta tertentu yang harus dikeluarkan untuk kelompok tertentu, waktu tertentu dan ukuran tertentu. Adapun zakat yang dimaknakan dalam Al Qur’an ialah disebutkan dalam QS As Syam ayat 9 yang bermakna suci, An Najm ayat 32 bermakna perbaikan dan Al Kahfi ayat 81 bermakna pujian.
B. Landasan Zakat
Perintah zakat dalam Al Qur’an sangat banyak dan yang paling poluper dalam Al Qur’an disebutkan dalam QS At Taubah ayat 60 dan 103 :
• Q.S Al Baqarah ayat : 42, 84, 110, 177, 277
• Q.S Al-Baqarah ayat : 267
• Q.S Annisa ayat: 77 dan 162
• Q.S Al-Maidah ayat: 12 dan 55
• Q.S Al-A’raaf ayat: 156
• Q.S At-Taubah ayat: 5, 11, 18, dan 71
• Q.S. At-Taubah ayat : 60
• Q.S. At-Taubah ayat : 103
• Q.S Al-Anbiya ayat: 73
• Q.S Al-Hajj ayat: 41 dan 78
• Q.S An-Nur ayat: 37 dan 56
• Q.S An-Naml ayat: 3
• Q.S Luqman ayat: 4
• Q.S Al-Ahzab ayat: 37
• Q.S Fushilat ayat: 7
• Q.S Al-Mujadillah ayat: 13
• Q.S Al Muz’amil ayat: 20
• Q.S Al-Bayyinah ayat: 5
C. Hukum Zakat
Zakat yang meruapakan rukun islam yang ketiga menjadi salah satu perihal yang penting dalam penegakan syariat. Oleh karena itu hukum zakat ialah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat tertentu.
Berikut ini penegasan dalam Al Qur’an dan Al Hadits : Allah berfirman, “Padahal tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah : 98) Rasulullah SAW bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara ; bersaksi bahwa tidak Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, melaksanakan puasa, menunaikan zakat, dan berhaji ke Baitullah (bagi yang mampu).
D. Syarat Wajib
Zakat Harta zakat yang telah memenuhi syarat wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun syarat harta wajib zakat adalah sebagai berikut :
1. Dimiliki secara sempurna
Harta wajib zakat yang dimiliki seorang muslim atau badan harus dimiliki secara sempurna, baik dimiliki secara individu, maupun dikuasai secara mutrak. Harta yang dimiliki secara individu, maksudnya bukan harta waqaf, bukan aset negara, bukan harta bersama. Sedangkan harta yang dikuasai mutlak, maksudnya, tidak hilang, piutang yang dipastikan kembali, bukan harta pinjaman.
2. Produktif
Salah satu syarat harta wajib zakat harus produktif, misalnya pertanian, peternakan, perdagangan dan alat tukar. Namun, harta yang tidak produktif kendaraan, rumah dan tanah yang tidak ada nilai untuk dijadikan bisnis, tidak ada zakatnya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut ini, ; “Tidaklah seorang muslim itu berkewajiban mengeluarkan zakat atas hamba sahaya dan kudanya.”
3. Mencapai Nishab
Telah mencapai nishab, atau batas jumlah harta wajib zakat. Nilai emas sebanyak 200 dirham atau 85 gram, perak 595 gram, jika pertanian ialah 653 Kg gabah, kambing 40 ekor, sapi 30 ekor, unta 5 ekor.
4. Melewati Haul
Jika harta yang dimiliki telah mencapai masa haul, yakni selama 1 tahun dalam hitungan kalender, maka wajib harta itu dizakati.
5. Melebihi Hajat
Jika telah terpenuhinya kebutuhan atau hajat primer.
6. Selamat Dari Hutang
Tidak ada tanggungan hutang yang melilit.
E. Penerima Zakat
A. Fakir
Orang yang tidak memiliki penghasilan/pekerjaan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup.
B. Miskin
Orang yang memiliki penghasilan, namun belum mencukupi kebutuhan hidupnya.
C. Amil
para pengurus dan pengelola zakat, baik yang mengumpulkan zakat dan yang mendistribusikan zakat.
D. Mu’alaf
orang yang baru masuk islam, dan perlu dilunakkan hatinya dalam ketauhidan dan syariah.
E. Riqob
orang yang butuh menebus diri untuk merdeka, orang yang terjajah.
F. Gharimin
orang yang memiliki hutang untuk menyambung hidup.
G. Fi sabilillah
orang yang berjuang di jalan Allah, baik jihad fisik maupun kegiatan dakwah lainnya. H. Ibnu Sabil musyafir yang kehabisa bekal dijalan.
Simak Penjelasan tentang Zakat Bersama Ustadz Dr. Nur Kholis Majid ( MUI Jawa Timur)
Tinggalkan Balasan